Penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap) harus menjadi arus utama dalam meningkatkan kemandirian bangsa dengan meningkatkan inovasi dalam negeri dan bangga akan produk Indonesia. Aktivitas-aktivitas litbangjirap juga diharapkan dapat menggunakan kandungan lokal, kata Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin saat membuka peringatan Hari Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-25 dengan tema Inovasi Indonesia Sebagai Solusi yang dilakukan secara virtual (10/08).
Lebih lanjut dikatakan Wapres, bahwa kunci penting kesuksesan adalah terus meningkatkan dan mengintensifkan kolaborasi antar lembaga penelitian dan pengembangan pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta industri dan masyarakat.
Koordinasi Ristek/BRIN menurut Wapres mulai memperlihatkan hasil yang baik, hal ini juga dilakukan seiring dengan upaya pengembangan dan implementasi teknologi tepat guna sesuai potensi daerah yang disertai dengan peningkatan anggaran untuk penelitian dan pengembangan dari berbagai sumber.
Karenanya, penting untuk terus meningkatkan dan mengintensifkan kolaborasi lembaga penelitian pengembangan pengkajian dan penerapan, peneliti di berbagai perguruan tinggi, Kementerian/Lembaga di pusat maupun daerah, swasta-industri dan masyarakat, ujar Wapres.
Diharapkan, berbagai produk riset dan inovasi karya putra-putri bangsa terus digalakkan dengan semangat kemandirian sebagai bangsa menuju negara maju dengan pendapatan tinggi pada tahun 2045.
Sebagai lokomotif pengembangan riset dan teknologi di Indonesia harus terus mendorong dan memfasilitasi para peneliti dan inventor untuk terus berkarya menghasilkan produk-produk unggulan yang inovatif, karena nilai tambah yang dihasilkan dari produk inovasi sudah terbukti mampu meningkatkan ekonomi suatu bangsa dan sudah dibuktikan oleh negara-negara maju, jelasnya.
Sementara, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Bambang P.S Brodjonegoro menyebut, 10 Agustus 2020 menjadi langkah baru perjalanan seperempat abad kebangkitan teknologi nasional. Hakteknas tahun ini menjadi momentum penguatan kolaborasi triple helix dalam mewujudkan kemandirian nasional dan menjadikan inovasi sebagai solusi berbagai persoalan bangsa.
Tujuan lain dari peringatan Hakteknas adalah untuk menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat tentang perlunya budaya ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi dalam kehidupan sehari-hari guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memperkuat kolaborasi, pungkasnya.
Di peringatan Hakteknas kali ini ditandai dengan sejumlah peluncuran program kolaboratif diantaranya 100 desa berinovasi yang merupakan kolaborasi antara Kemenristek/BRIN dengan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi.
Bambang menambahkan, saat ini kita menuju era Kecerdasan Artifisial (KA), peluncuran Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial yang selanjutnya disebut Stranas KA yang bersamaan dengan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional diharapkan mampu menjawab berbagai permasalahan pada aspek produk, proses, dan wawasan kognitif di Indonesia.
Sementara, beberapa program percepatan (Quick Wins) KA dengan acuan penetapan situasi Covid-19 saat ini diantaranya, sistem Kecerdasan Artifisial untuk pendeteksian Covid-19, peluncuran Stranas KA menempatkan Indonesia sejajar dengan negara-negara lain di dunia yang telah lebih dahulu memiliki strategi nasional kecerdasan artifisial sebagai sumber pertimbangan dalam perumusan kebijakan seperti Singapura yang fokus dalam mengembangkan teknologi KA.
Pemerintah, dalam hal ini Kemenristek/BRIN lanjut Bambang, terus berupaya mendorong pengembangan strategi KA nasional melalui program Stranas KA agar Indonesia mampu bersaing dan mengembangan serta memanfaatkan teknologi KA guna kemajuan dan kemandirian bangsa. Kelompok kerja penyusun Strategi Nasional untuk Kecerdasan Artifisial dipimpin oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Kelompok ini terdiri dari beberapa tenaga ahli yang mewakili Kementerian, Lembaga, perguruan tinggi, industri, serta perhimpunan dan komunitas di bidang Kecerdasan Artifisial.
Adapun Stratanas Kecerdasan Artificial berisi lima bidang prioritas diantaranya kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan serta mobilitas/smart city. Dikesempatan yang sama juga diluncuran katalog website atau e-katalog produk inovasi di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). (Humas BPPT)