“Selain itu dalam hal ini Baruna Jaya bekerjasama dengan perusahaan swasta yang memiliki ROV untuk membantu memastikan prediksi posisi reruntuhan pesawat Air Asia,” tambahnya kala memberikan keterangan kepada salah satu televisi swasta.
Pada kunjungannya tersebut, Kepala BPPT juga sempat membicarakan kemungkinan mengenai penggunaan AUV,yakni wahana bawah laut yang beroperasi otomatis atau autonomous underwater vehicles (AUV).
Menanggapi penggunaan AUV ini, Penanggung Jawab Harian di Puskodal Operasi KR Baruna Jaya, Imam Mudita menjawab bahwa penggunaan alat tersebut sangat dimungkinkan. “Hanya saja alat ini akan digunakan bila objek sudah diidentifikasi dengan jelas. Tentunya setelah melalui berbagai tahapan deteksi sebelumnnya,” jelasnya kala ditemui di Puskodal siang tadi, (5/1).
Kemudian, berdasarkan laporan yang diterima oleh Puskodal Operasi KR Baruna Jaya BPPT, menjelaskan bahwa dari laporan yang baru masuk pukul 7.35 WIB, BJ I sedang melaksanakan survei multibeam dan survey magnetometer.
Selanjutnya pada pukul 13.18 WIB diutarakan bahwa pencarian saat ini berlangsung di tengan cuaca hujan, dengan tinggi gelombang sekitar 1 meter. “ BJ 1 tengah melakukan survei multibeam, sidescan sonar, magnetometer, di sisi timur area 1-2-3-4 dengan arah lintasan utara- selatan. Semuanya tetap di bawah komando Basarnas,” jelasnya. (SYRA/Humas)