SIARAN PERS BPPT
SP.No. 004/HMP/HMS/HKH/I/2021
Jakarta, 12 Januari 2020
Kapal Riset Baruna Jaya IV Disiagakan untuk Mencari CVR Black Box SJ-182
Pesawat terbang Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta saat melakukan penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Supadio, Pontianak, Minggu (10/01).
Operasi SAR guna pencarian kotak hitam atau black box pun langsung digelar pemerintah, sebagai bagian upaya evakuasi reruntuhan pesawat dan korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), pun kembali dilibatkan. Dikatakan Kepala BPPT Hammam Riza, hari ini Kapal Riset Baruna Jaya IV sudah bergabung memasuki area pencarian kotak hitam.
"Semoga dari pengalaman Baruna Jaya IV yang berhasil mengangkat black box Lion Air PK LQP dua tahun lalu, dapat menjadi pelajaran penting untuk kami dapat membantu menemukan hingga mengangkat seluruh bagian black box SJ 128," ungkap Hammam di Jakarta, Selasa (12/01/2020).
Hingga malam ini lanjut Hammam, posisi Kapal Riset Baruna Jaya IV masih berada di area pencarian. Meski diketahui black box yang berisi flight data recorder (FDR) sudah ditemukan. Namun cockpit voice recorder (CVR) menurutnya, masih belum ditemukan.
Perlu diketahui, Black box terdiri dari dua kombinasi perangkat yaitu CVR atau percakapan dalam kokpit pesawat dan FDR atau rekaman data penerbangan.
"FDR fungsinya merekam beragam data tentang aspek pesawat selama penerbangan. Sementara CVR merekam percakapan di ruang kemudi, dek penerbangan, dan suara-suara seperti transmisi radio dan alarm otomatis," urainya.
Hammam pun menuturkan bahwa KR Baruna Jaya IV, yang berada di area pencarian, selalu siap jika diminta untuk mencari CVR tersebut. Para awak KR Baruna Jaya sebutnya, masih melakukan simulasi pencarian CVR, mengingat kendala ada sedimen-sedimen di lautan, dan baterai CVR yang sudah tidak ada.
"Saat ini kami terus menyiagakan peralatan pendukung seperti robot ROV (Remotely Operated Underwater Vehicle) yang dilengkapi dengan kamera dan lampu, dan mengetesnya, sehingga jika dibutuhkan dapat langsung difungsikan untuk mencari CVR tersebut. Kami pun terus berkoordinasi dengan pihak terkait seperti KNKT, Basarnas, dan institusi lainnya," pungkasnya. (HUMAS BPPT)